Konstelasi

telah kita lewati hari-hari
di mana orang-orang bergegas dan
tak peduli tentang kota yang akan runtuh.

dan kita telah mengepak dengan cukup
tapi, dunia tak akan pernah cakap:
ingatan, kenangan, dan kekecewaan,
lebih dari mustahil untuk ditinggalkan.

"kita telah sampai," kataku.

ruang terhampar luas. sangat luas.
lebih luas daripada harapan
dan kenyataan-kenyataan kita.

lalu malam menyala. bulan purnama.
beethoven berdenting. sungai dan ngarai
menghanyutkan kecemasan kita.
mendamaikan tengkuk kita.

"bintang-bintang akan
satu persatu jatuh. dan runtuh."

duduklah. dekatlah di sampingku.
dekatlah seperti maut yang bersiap
menggodam tubuh dan ruhku.
dekatlah. dekatlah seperti doa-doa
yang tergelincir dari bibir para pendosa.

dan kita saksikan kini:

hujan-hujan yang berjatuhan dari surga
sunyi yang berbunyi dari kanal-kanal air
menghidupi pepohonan, jalanan,
taman bunga, sawah-sawah,
juga tanah yang basah.

dan kita saksikan kini:

tentang maha segalanya
tentang betapa luasnya angkasa raya
tentang cara kerja alam semesta

yang tak pernah menghendaki kita.
tak pernah.


februari 2018

Tidak ada komentar: